Diagonal Select - Hello Kitty 2

Kamis, 21 Mei 2015

Nusa Tenggara Timur





Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, PulauAdonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor).
Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002.
Arti lambang Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:
Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain melambangkan makna perlindungan rakyat juga melambangkan Pancasila.
Dalam perisai terberkas: bintangkomodopadi dan kapastombak dan pohon beringin.
  • Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, 
  • komodo (buaya darat) satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih lestari. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat komodo.
  • Padi-kapas melambangkan kemakmuran.
  • Tombak melambangkan keagungan dan kejayaan.
  • Pohon beringin melambangkan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara.
Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.

Sejarah
Bentangan kepulauan yang terletak antara 80-120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur, merupakan bagian dari NKRI; mempunyai makna tersendiri pada hidup dan kehidupan banyak orang. Gugusan pulau-pulau tersebut disapa dengan berbagai sebutan, antara lain, "Sunda Kecil, Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Timur", dan juga "Flobamora". Sebutan tersebut juga bisa bermakna ada aneka suku dan sub-suku di/pada wilayah tersebut, namun mempunyai satu tanda kesamaan yaitu sama-sama menyatukan diri sebagai anak-anak Flobamor atau pun NTT.
Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur TengahTiongkok, dan Eropa, dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Cina melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat.
Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am", yang ramai dikunjungi kapal dari Makasar, Malaka, JawaTiongkok dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Inggris, Portugis, Belanda. Negarakertagama (1365) mencatat bahwa Timor yang terkenal dengan hasil cendananya merupakan wilayah Majapahit, namum mempunyai raja-raja yang otonom dan mandiri.[2]
Ketika tahun 1510, Goa-India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta penguasaan wilayah nusantara. Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores). Tahun 1511 armada Ferdinand Magellan (dua kapal) singgah di Alor dan Timor (Kupang). Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini tertimpa badai, salah satu kapal karam dan hancur. Salah satu jangkar raksasa kapal ini hingga kini masih ada di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari amukan ombak melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke Tanjung Harapan dan kembali ke Spanyol.[2]
Ketika Belanda, dengan VOCnya, mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van den Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani warga Kristen di sana. Ini juga bermakna, walau VOC masih berusia muda (berdiri 1602), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di Timor dan pulau-pulau sekitar; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara rohani. [Pada era V0C, tahun 1600an – 1799, dan bahkan sampai tahun 1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan sekaligus bisa menjadi tanmbahan pengetahuan kepada anak-anak NTT]. Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Perancis dibawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Inggris untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda. Armada Inggris mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayahIndonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) dalam kekuasaan Inggris. Dua kapal Inggris memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur oleh Greving yang mengarahkan pada mardijkers. Pada waktu VOC dibubarkan pada th 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan apapun , karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga.[2]
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja, fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya ada perubahan istilah.[2]
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah Belanda, bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap ada di bumi Flobamor. Keadaan tersebut, membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada/dalam diri anak NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut, bahkan, malahirkan Pemerintah Negara Indonesia Timor dan Pemerintah Otonom NTT. Bisa dikatakan bahwa NTT hampir sama dengan Yogyakarta, pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada Soekarno – Hatta. Perjuangan yang gigih anak NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikrian untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. Koroh, I.H. Doko, Th. Oematan, Pastor Gabriel Manek, Drs. A. Roti, Y.S. Amalo, dan lain-lain agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari RI. Ketika negeri ini [NKRI] masih belum tegak berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "propinsi Sunda kecil". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64 tahun 1958, sehingga "Propinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga daerah Swantantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swantantra Tingkat 1 BaliNusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sejak 20 Desember 1958, pulauFloresSumbaTimor, dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu provinsi, dalam/di kesatuan Republik Indonesia.
 Populasi
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,07%. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.326.487 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.357.340 jiwa (2010). Kepadatan penduduk di Nusa Tenggara Timur sebesar 96 jiwa/km2, dengan presentasi penduduk yang tinggal di perkotaan kurang lebih 20%, dan sisanya sebesar 80% mendiami kawasan pedesaan. Sebagian besar penduduk beragama Kristen dengan rincian persentase kurang lebih sebagai berikutKatolik 54,14% Protestan 34,74%, Islam 9,05% , Hindu 0,11% Buddha 0,01% dan sebanyak 1,73% menganut agama dan kepercayaan lainnya.
Nusa Tenggara Timur menjadi tempat perlindungan untuk kalangan Kristen di Indonesia yang menjauhkan diri dari konflik agama di Maluku dan Irian Jaya.
Tingkat pendaftaran sekolah menengah adalah 39% yang jauh dibawah rata-rata Indonesia, yaitu 80.49% tahun 2003/04 (menurut UNESCO). Minuman berupa air bersih, sanitasi dan kurangnya sarana kesehatan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi anak (32%) dan kematian bayi (71 per 1000) juga lebih besar dari kebanyakan provinsi Indonesia lainnya.
Ekonomi
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah dari pada rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat suku bunga (22-24%).
Kepulauan
Seperti halnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang didominasi oleh kepulauan, tiga pulau utama di wilayah ini adalah Pulau Flores, PulauSumba, dan Pulau Timor Barat. Sedangkan pulau-pulau lain diantaranya adalah Pulau-pulauAdonaraAlorBabiBesarBidadariDanaKomodoRincaLomblenLorenNdaoPaluePamanaPamana Besar,PantarRusaRaijuaRote (pulau terselatan di Indonesia), SawuSemau dan Solor.



Masyarakat dan Budaya
Di NTT terdapat puluhan budaya, ratusan bahasa lokal, ratusan bahkan mungkin ribuan jenis tarian rakyat, puluhan sistem tatanan sosial, model pemerintahan tradisional, dan corak kain tenunan yang indah. Sungguh sebuah tujuan wisata budaya paling eksotik dan mempesona untuk Anda kunjungi!
Masing-masing daerah di NTT memiliki bahasa dan tradisi yang berbeda. Masyarakatnya dominan beragama katolik yang dipengaruhi budaya Portugis.
Upacara Pasola Jousting di Pulau Sumba adalah salah satunya yang menarik untuk Anda lihat. Pasola adalah permainan sekelompok penunggang kuda beraneka warna yang melempar lembing dari atas kuda. Upacara ini diadakan selama bulan Februari di desa Lamboya dan Kodi juga bulan Maret di Gaura dan Wanokaka. Upacara ini dimulai beberapa hari setelah bulan purnama dan bertepatan dengan perayaan nyale yaitu menangkap cacing laut di pantai oleh warga sekitar.
Alat musik khas masyarakat NTT adalah sasando, sebuah instrumen musik yang indah suaranya.
Terdapat banyak contoh warisan budaya Eropa yang kental di sini seperti perayaan Paskah di Larantuka dan lambang Kerajaan Maumere. Dahulu dikenal dengan pulau cendana, Sumba terkenal dengan kuda dan kain ikat yang indah. Sumba Barat  terkenal dengan kubur batu, gubuk jerami tradisional dan juga gubuk serupa yang dibangun di atas bambu.
1. Rumah Adat


Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut Saoata Musalakitana. Rumah Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT, untukk tempat tinggal lurah, camat atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung dan dibawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamuyang tiangnya berdiri dari landasan batu besar, sehingga tidak perlu ditanam dalam tanah.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas ttup, selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip didepan perut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung dan pending.
Sedangkan wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk bulan sabit, kain tenun yang menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada hingga kaki.perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan pakaian adat Rote.


3. Tari tarian Daerah Nusa Tenggara Timur

a. Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan senjata. Senjata yag dipakai berupa cambuk dan perisai.
b. Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara Khinatan. Tari ini berupa upacan selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhinat sehat lahir dan batin dan suksesdalam hidupnya.
c. Tari Lendo Nusa Malole, berarti tarian ini dari negeri yang indah. Tari garapan yang menggunakan irirngan musik sasando ini merupakan tari penyambut tamu yang memanfaatkan gerak gerak tari tertentu agar massa ikut dalam kegembiraan.


4. Senjata Tradisional

Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris. Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya adalah Saweo, Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.




5. Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Timur adalah : Timor, Rote, Flores, Sabu, Dawan, Belu, Sumba, Helong, dan lain lain.
6. Bahasa Daerah : Sumba Timor, Hawu, Beku.

7. Lagu Daerah : Potong Bebek, Desaku, Anak Kambing Saya.

Kuliner
Seafood merupakan salah satu makanan utama di sini tetapi Anda juga dapat mencoba ikan air tawar gurami asam manis. Makanan khas Sasak rasanya cukup pedas. Tumis sayuran juga terkenal di sini, Cobalah plecing kangkung yang dinikmati dengan sepirirng nasi panas.  
Di Kabupaten Ende Pulau Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) Anda dapat mencicipi makanan khas berupa tongkol bakar asap yang diberi kuah santan dan onde-onde singkong yang digoreng dan isi gula aren atau direbus dengan bagian luar diberi parutan kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar