PENGARUH
PEREKONOMIAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN LOKAL
Globalisasi
berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial,
maupun politik. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti
generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan penduduk yang
berada di perkotaan. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan
menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua, dan
masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
Perekonomian suatu negara tidak
terlepas dari perekonomian negara lainnya dalam suatu perekonomian global.
Proses globalisasi ini mengakibatkan masayarakat dan negara didunia terkoneksi
bahkan semakin membuat adanya ketergantungan satu sama lainnya tidak hanya
dalam hal ekonomi dan teknologi namun secara politik dan budaya. Tanpa disadari
perekonomian dunia dewasa ini semakin menuju pada mekanisme pasar yang
kompetitif untuk barang dan jasa, modal dan teknologi untuk memecahkan
perekonomian nasional.
Implementasi dari keterkaitan dan
ketergantungan satu negara dengan negara lainnya adalah ketatnya persaingan
baik dalam hal produk barang dan jasa, modal, teknologi, sumber daya manusia.
Khusus untuk pasar Investasi, memungkinkan suatu negara berkompetisi dalam hal
penyediaan fasilitas dan prosedur yang memadai untuk kegiatan investasi.
Apabila suatu negara kurang akomodatif terhadap pasar global ini bahkan kurang
memiliki keunggulan akan dapat membahayakan negara tersebut dan terdepak oleh
negara lain yang lebih unggul dan lebih terbuka terhadap perekonomiannnya.
Globalisasi telah mengakibatkan terjadinya
keterkaitan antar bangsa dan persaingan antar bangsa. Keterkaitan dan
ketergantungan antar negara sebagai akibat globalisasi akan menimbulkan
persaingan dan persaingan ini masing-masing negara akan meningkatkan daya saing
yang pada akhirnya terwujud dalam hubungan perdagangan. Dengan globalosasi
setiap negara akan sangat penting untuk meningkatkan daya saing karena hanya
negara yang memiliki daya saing produk dan SDM yang baik dan dengan dukungan
infrastrutur, teknologi, serta sistem dan kualitas kerja yang baik dan efisien,
serta budaya korporasi yang baik, yang akan mampu memanfaatkan dan menang dalam
mengambil peluang globalisasi tersebut.
Globalisasi yang melahirkan perdagangan bebas pada dasarnya tidak muncul untuk
menjadi ancaman bagi suatu negara, namun merupakan peluang bagi seluruh negara
di dunia untuk meningkatkan kinerja ekonominya sekaligus meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Globalisasi membuat suatu negara menyiapakan SDM
untuk memiliki kualifikasi pesaing dalam persaingan pasar global sehingga dapat
menjadi pelaku ekonomi dan pelaku yang kreaif dan inovatif dalam pasar tenaga
kerja.
Kondisi Perekonomian Global
Badai krisis ekonomi AS tahun 2008 dan krisis keuangan negara Eropa di
akhir tahun 2014 hampir berlalu dan mengarah pada kondisi ekonomi sebelum
krisis tersebut dengan adanya tanda-tanda pertumbuhan ekonomi positif serta
adanya peningkatan lapangan pekerjaan di negara-negara tersebut. Terpuruknya
Ekonomi Jepang di akhir tahun 2014 juga diawal tahun 2015 ini telah menunjukkan
pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi perekonomian global yang dimotori
oleh AS, Uni Eropa, Rusia, Cina, Arab Saudi dan Jepang akan membawa dampak pada
perekonomian global. Kekuatan ekonomi beberapa negara ini menyebabkan banyak
negara memiliki ketergantungan tinggi secara ekonomi.
Kondisi yang diwaspadai bahwa perekonomian dunia saat ini diperhadapkan
pada kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga di tahun 2015 ini. Kebijakan
The Fed yang menaikkan suku bunga berdampak pada penguatan mata uang US dollar
terhadap mata uang lainnya secara berkelanjutan. Selain itu, menurunnya harga
pasar dan komoditas akan terus menghambat pemenuhan kebutuhan domestic suatu
negara pengeksport komoditas tersebut. Kemudian jatuhnya harga minyak mentah
akan berdampak negative terhadap negara pengeksport yakni akan memperlemah
aktifitas perekonomian negara tersebut, namun juga berdampak positif terhadap
negara pengimport untuk memperbaiki neraca perdagangannya.
Kondisi Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia di kwartal I tahun 2015 ini yang paling menonjol
adalah jatuhnya nilai tukar rupiah. Secara ekonomi Rupiah adalah harga diri
bangsa Indonesia oleh karena Rupiah adalah milik bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karenanya tidak dapat disangkal bahwa penurunan nilai rupiah adalah
penurunan terhadap harga diri bangsa Indonesia. Beberapa kebijakan fiscal dan
moneter telah dibuat namun sampai awal Juni 2015 ini nilai tukar rupiah
terhadap US dolar belum juga stabil bahkan sudah mencapai $1 US sudah
bertengger diatas Rp 13.300,-. Benar bahwa menurunnya nilai tukar rupiah akan
menguntungkan pelaku eksport, namun harga komoditas dunia sementara ini menurun
dan negara-nagara pengimport terhadap barang Indonesia belum sepenuhya bangkit
dari krisis ekonomi seperti Amerika, Eropa dan Jepang, dan negara-negara inilah
pasar tradisional Indonesia.
Pelemahan rupiah akhir-akhir ini terjadi oleh karena kinerja neraca pembayaran
Indonesia yang negative atau defisit transaksi berjalan. Kinerja ini nampak pada
Investasi Asing yang masuk di dalam Negeri yang belum maksimal. Selain itu yang
paling utama mengguncang nilai tukar rupiah adalah memebengkaknya pemerintah
dan Swasta. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah secara langsung akan
meningkatkan jumlah utang dan hal ini pasti akan meningatkan permintaan valas
khususnya dolar US, Sementara pada sisi lain, pendapatan dolar hasil dari
ekspor terus menurun, karena permintaan bahan baku dari negara pengenskpor
alias negara maju juga turun, karena faktor internal ini terjadi di semua
negara. Selain itu, investasi disektor financial ini sangat rentan dan waktunya
sangat jangka pendek sehingga dengan mudah terjadi capital out fly dan akan
mengganggu stabilitas nilai kurs rupiah. Selain itu sebagau akibat dari kebijakan
The Fed menaikkan tingkat suku bunga akan makin membahayakan permintaan US
dolar.
Pelemahan rupiah benar akan menguntungkan pelaku eksport namun akan memukul
importir khususnya import barang modal dan bahan baku infrastruktur di tanah
air. Ditengah pencanangan program pemerintah untuk percepatan pembangunan
infrastruktur akan terkendala dengan mahalnya bahan baku dan barang modal.
Importir melemah akan membahayakan perekonomian nasional oleh karena tidak
sedikit sumber daya yang ada pada usaha tersebut. Pelemahan nilai tukar juga
akan meningkatkan harga barang di pasar khususnya barang impor maupun barang
yang bahan bakunya adalah impor.
Sementara itu, di kwartal I tahun 2015
ini perekonomian Indonesia ditandai dengan pertumbuhan yang melambat dengan
pertumbuhan 4,7%. Pertumbuhan ekonomi yang melambat oleh karena rendahnya
pertumbuhan konsumsi, pelemahan pertumbuhan konsumsi oleh karena daya beli
masyararat yang secara nominal bisa tetap namun secara riil turun oleh karena
harga pasar yang naik yang diakibatkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat juga merupakan ancaman APBN oleh karena
target dan realisasi pajak. Ancaman realiasasi pajak ini bisa dan merupakan
potensi menambah utang pemerintah. Disektor moneter tingginya suku bunga BI
rate benar bahwa kebijakan mencegah menurunnya money supply untuk mengendalikan
inflasi serta mencegah naiknya permintaan US dollar. Akibat tingginya BI rate
ini berakibat pada penurunan pertumbuhan investasi domestic serta pertumbuhan
kredit perbankan. Investasi ini pada hal akan meningkantan lapangan pekerjaan
serta pertumbuhan ekonomi
Pengaruh
globalisasi terhadap perekonomian di Indonesia. Pengaruh globasisasi tersebut
ada yang bersifat positif dan bersifat negatif.
v Pengaruh globalisasi yang bersifat
positif terhadap perekonomian Indonesia adalah:
1. Terbukanya
pasar internasional
2. Meningkatkan
kesempatan kerja
3. Meningkatkan
devisa negara.
Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang
kehidupan nasional bangsa.
v Pengaruh globalisasi yang bersifat
negatif terhadap perekonomian Indonesia adalah:
Hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri
membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa cinta masyarakat kita terhadap
bangsa Indonesia. Karena hal tersebut, maka dapat berdampak terhadap
perekonomian dalam negeri, pendapatan warga negara Indonesia sendiri menjadi
berkurang, karena kebanyakan warga Indonesia lebih suka membeli makanan dan
lain-lain yang berbau luar negeri.
Pengaruh
negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara indonesia
antara lain dapat dilihat pada matrik seperti berikut ini :
Siapa
yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir.
Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya
akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor
ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin
ditinggalkan.
Indonesia
merupakan negara yang sebagaian besar sektor ekonominya dalam bentuk UMKM
sehingga hal tersebut akan mempersulit indonesia untuk memasuki pasar global
karena UMKM memiliki keterbatasan dengan modal dan teknologi. Apabila pada masa
mendatang indonesia tidak mampu menghadapi persaingan perdagangan global, maka
indonesia akan lebih bergantung pada negara-negara lain. Menghadapi persaingan
global akan mengakibatkan kemenangan bagi yang kuat dan kekalahan bagi yang
lemah dalam bersaing.
Globalisasi
memasuki pasar dengan cara yang sistematis dengan tahapan pasar domestik,
internasional, multinasional, global. Salah satu contoh globalisasi yang dapat
terlihat nyata yaitu seperti di Jakarta, ada sebuah pasar tradisional yaitu
pasar senen. Tidak jauh dari situ terdapat mall Atrium Senen, di dalam mall
tersebut terdapat supermarket yang tempatnya lebih nyaman, dingin, dan harganya
tidak jauh beda. Akibat dari hal tersebut yaitu pasar tradisional akan mati
dengan sendirinya secara perlahan karena kalah bersaing dengan supermarket yang
ada di dekat pasar tersebut. Kecuali pasar tradisional tersebut mengubah diri
menjadi lebih layak, maka pasar tradisional tersebut bisa bersaing lagi.
Globalisasi
seperti sistem ekonomi yang terdiri dari negara-negara kuat dan pemilik modal
dari luar negeri. Sedangkan UMKM akan mati karena ketidakmampuan mereka untuk
menghadapi efisiensi dengan kemampuan swasta besar yang memiliki modal yang
besar.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar