Perkembangan Teknologi Tak dapat dipungkiri jika Perkembangan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari hingga yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia.
Sebenarnya Teknologi sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu jaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang. Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Para petani yang bekerja di ladang juga menggunakan teknologi untuk meningkatkan hasil panennya, contohnya adalah penggunaan traktor mesin yang lebih cepat dan efisien jika dibandingkan dengan bajak yang ditarik oleh seekor kerbau. Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10 tahun terakhir, teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam hitungan detik. Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di Indonesia. Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek. Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010 pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun rupiah (sekitar $205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan domestik bruto (PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di Cina yang berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan 4,04% dari PDB, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal jauh. Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi oleh produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%. Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain. Hendaknya, kita terus meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan negara kita.
Ada tiga klasifikasi
dasar dari Perkembangan teknologi yaitu :
- Perkembangan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
- Perkembangan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress). Perkembangan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
- Perkembangan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Dampak Perkembangan Teknologi
o Sisi positifnya adalah masyarakat
yang menjadi pengguna aktif teknologi, situs-situs, serta media komunikasi
sosial, mereka dapat menyampaikan informasi dan juga mendapatkan informasi
secara lebih mudah. Komunikasi khususnya di Indonesia terasa seakan menjadi
lebih mudah seiring perkembangan teknologi ini.Bila dilihat dari sisi
negatifnya, kemajuan teknologi ini membuat orang menjadi malas untuk
berkomunikasi secara langsung. Orang lebih memilih berinteraksi melalui
handphonenya ketimbang berkomunikasi dengan orang disekitarnya. Contoh, seorang
anak sibuk ber-chatting dengan teman melalui handphone miliknya ketimbang
berbicara dengan saudaranya saat acara keluarga sedang berlangsung. Kadang kemajuan
teknologi ini juga membuat seseorang menjadi kurang peka dengan ekspresi saat
sedang berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
Saat orang sudah terlalu sibuk dengan telepon atau PC
miliknya, lalu mereka menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berinteraksi di
dunia maya, mereka tidak sadar bahwa saat itu mereka sedang membuang waktunya
untuk berinteraksi dengan hidup sebenarnya yang berada disekitar mereka.
Banyaknya pengguna sosial media dan pengakses internet ini, membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia lebih suka berinteraksi dan bergaul secara virtual dengan
pengguna sosial media dan internet lainnya. Menurut survey yang dilakukan
MarkPlus Insight (dailysocial.net) pada tanggal 13 November 2012 mengenai
pengguna internet di Indonesia, ada tiga hal yang dapat mendukung pernyataan
mengenai banyaknya orang yang berkomunikasi virtual. 40% dari pengguna Internet
di Indonesia, yakni sekitar 24,2 juta penduduk mengakses Internet lebih dari 3
jam di setiap harinya. Selain itu, mayoritas pengguna Internet di Indonesia ini
berusia 15 hingga 35 tahun. Serta kurang lebih 56,4% orang termasuk bargain
hunter yakni masyarakat yang dapat mengakses Internet untuk mencari informasi
serta segala hal untuk kebutuhan dirinya dalam waktu yang cukup lama. Secara
khusus untuk Indonesia, kemajuan di bidang teknologi ini sangat berdampak
terhadap berbagai aspek. Aspek tersebut diantaranya di sektor ekonomi dan juga
sosial. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia (Menkominfo), salah satu dari jajaran Menteri Republik Indonesia
tersebut menyatakan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara yang
masyarakatnya terbanyak mengakses Internet di dunia. Selain itu, ada juga
sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Indonesia merupakan peringkat ke lima dalam
daftar pengguna smartphone terbesar di seluruh dunia. Di dalam data tersebut
juga disebutkan bahwa Indonesia menduduki posisi 5 besar dengan pengguna aktif
internet yakni sebanyak 47 juta atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna
ponsel.
Salah satu ahli komunikasi massa yakni Harold D. Laswell
dan Charles Wright pernah menyatakan fungsi sosial media massa. Fungsi
sebenarnya antara lain yang pertama sebagai salah satu bentuk upaya penyebaran
informasi dan interprestasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi
(Social Surveillance). Kedua, sebagai upaya penyebaran informasi yang dapat
menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya (Social
Correlation). Berikutnya sebagai upaya pewarisan nilai-nilai luhur dari satu
generasi ke generasi selanjutnya (Socialization). Dan yang terakhir adalah
sebagai penghibur khalayak ramai (Entertainment). (Dahlan, 2008)
Keempat fungsi menurut Harold D. Laswell dan Charles Wright
ini mulai terkikis sehubungan dengan kemajuan teknologi yang sedang terjadi.
Kini batasan akan komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi menjadi agak
semu. Karena dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya di Indonesia,
mengikuti itu akan muncul juga cara-cara berkomunikasi yang baru, dalam hal ini
misalkan melalui sosial media. Mungkin kini fungsi telepon genggam dari yang
awalnya hanya berfungsi untuk mengirimkan pesan atau menelepon seseorang telah
berkembang jauh menjadi ‘laptop’ yang dapat dengan mudah dibawa kemana saja.
Contoh yang berhubungan dengan perkembangan tersebut adalah kini seseorang bias
saja tidak mengetahui nomor telepon seseorang padahal orang tersebut merupakan
sahabat karibnya. Orang tersebut lebih memilih menyimpan pin bb dibandingkan
dengan menyimpan nomor telepon orang itu.
Melihat fenomena yang sedang terjadi khususnya di Indonesia
ini, sangat dikhawatirkan perkembangan teknologi itu membawa dampak buruk
terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan perkembangan
ini, dibutuhkan juga peningkatan akan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan
sekitarnya. Perubahan karena perkembangan teknologi yang terjadi cukup cepat
ini, secara tidak sadar maupun sadar telah merubah beberapa pola hidup
masyarakat khususnya Indonesia. Contohnya kini banyak sekali anak-anak yang
mengalami ketergantungan akan gadget mereka maupun orang tuanya.
o dampak negatifnya adalah
perkembangan mereka dalam hal bersosialisasi menjadi sangat lamban. Karena
mereka terlalu fokus dengan gadget tersebut. Dan di Indonesia kini, peranan
media massa, teknologi, serta sosial media memegang kendali yang cukup tinggi.
Hal tersebut dapat dengan mudah dan relatif cepat untuk mempengaruhi opini
publik. Contoh, di dalam dunia Twitter dikenal istilah buzzer. Buzzer disini
bertindak semacam opinion leader yang bila orang itu men-tweet sesuatu, maka
akan banyak yang berfikir seperti buzzer tersebut berfikir. Kemajuan teknologi
memang membawa dampak positif yang banyak namun begitu juga dampak negatifnya.
Dalam kasus buzzer ini misalnya, bila informasi yang disebarkan merupakan ilmu
penting dan berguna maka itu menjadi hal yang sangat positif, namun bila
informasi tersebut merupakan rekayasa atau fitnah terhadap seseorang atau
sesuatu maka hal itu akan merugikan pihak terkait.
Kesimpulan yang perlu
kita perhatikan adalah semua orang khususnya masyarakat Indonesia harus
benar-benar cerdas utnuk memilah mana sisi positif dan negatifnya agar
perkembangan teknologi yang terjadi serta bagaimana komunikasi itu selayaknya
dilakukan, dijalankan dengan benar dan seimbang.
Daftar
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar